Rabu, 21 Mei 2014

MAHA BESAR ALLAH SWT



Bismillahirrahmanirrahim...

''Subhanallah...BUKTI KEBENARAN AL-QUR'AN''

ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:''DIA membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.''

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. ﴾QS.Ar Rahmaan:19-21 ﴿..

Maha Besar ALLAH dengan segala Firman-Nya...


Selasa, 20 Mei 2014

Senjata Pemusnah Masal dari Indonesia


Senjata Pemusnah Masal dari Indonesia

Amerika punya senjata nuklir... Inggris punya juga... Bahkan Pakistan pun punya loh…
TRUS KITA PUNYA APA?!!
GIMANA KALO KITA DISERANG?!!!!
Hmm...liat bentar penjelasan2 singkat di bawah ini yuk...
Amerika Serikat 
Negara ini memiliki total 9.960 senjata nuklir dengan 5.735 diantaranya hulu ledak aktif.
Rusia 
Negara ini memiliki total 16.000 senjata nuklir dengan 5.830 diantaranya hulu ledak aktif.
Perancis 
Perancis punya 350 senjata nuklir.
Cina 
Cina memiliki total 130 senjata nuklir.
India 
India juga punya sekitar 40-50 senjata nuklir.
Pakistan 
Pakistan punya 30-52 senjata nuklir.
Korea Utara 
Kalo Korea Utara punya sekitar 1-10 senjata nuklir.
Israel 
Israel juga ada sekitar 75-200 senjata nuklir.
Lalu apa yang dipunyai oleh INDONESIA???
Menurut survey Indonesia dipastikan tidak punya senjata nuklir sama sekali...
Lalu bagaimana ini?!!
Seperti fresher ketahui, politik sekarang ini adalah politik nuklir. Maksudnya negara yang ga punya nuklir ya dianggep sebelah mata. Negara inferior..!! Negara ga penting..!!
Karena itu, biasanya yang ga punya nuklir akan ditekan secara politik... ekonomi juga...
Gimana enggak seperti fresher ketahui, kekuatan nuklir kan sangat dahsyat.
Lah gimana kalau kita di serang?!!
Sebenernya kita punya senjata pemusnah masal juga... Tapi pemerintah kita ga sadar... Kita pun ga sadar. (mungkin)
Lalu apa senjata pemusnah masal dari indonesia?
HUTAN HUJAN INDONESIA
Hutan hujan???
Ya anda ga salah baca kq...
Yuk kita liat info dibawah ini bentar...
Hutan hujan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 1.148.400 kilometer luasnya. Kita adalah pemilik hutan hujan terbesar kedua setelah brazil. Jadi bayangkan bumi ini tanpa hutan kita. Bayangkan bumi yang penuh dengan polusi ini kekurangan oksigen.
Kita juga punya SENJATA PEMUSNAH MASAL ALAMI !!!!
Tinggal tebang+bakar semua pohon di hutan kita. Iklim dunia berubah lbh dri 60%!!! Wong kita pengaruhi iklim ke 2 setelah Amazon. Kalo kurang, kita bisa serang hutan amazone itu. Kita bakar gimana pun caranya. Hutannya ilang semua deh.
Mau nafas pake apa tuh negara2 yang sok2an kuat itu?!!
Jadi, kenapa kita harus takut?? Hidup mereka bergantung sama kita!!
Mereka juga ga bakal ngebom kita kq. Soalnya klo mereka ngebom kita, hutan kita bisa rusak dan mereka juga nanggung akibatnya.
Jadi, Hutan Kita Adalah Senjata + Tameng Kita..!!
HORE... !!!
HIDUP INDONESIA!!!!
NEGARA TERKUAT DI DUNIA!!!
Masihkah Kita Harus Takut???
Selagi masih belum terlambat, yuks kita rawat hutan kita agar anak cucu generasi penerus bangsa kita masih bisa menghirup udara segar.
" GERAKAN GO GREEN "
Seperti yang Fresher ketahui, aksi nyata go green adalah menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan produk yang bisa menghemat penggunaan air & listrik.
Makanya ayo kita sayangi hutan kita di indonesia ya teman-teman.
"Masa Depan Bumi Masa Depan Kita"

Senin, 24 Februari 2014

Wisata yang dapat dijumpai di BREBES



Wisata yang dapat dijumpai di BREBES

1.     Pantai Randusanga
Pantai Randusanga atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pantai Randusanga Indah (Parin) berlokasi di Randusanga Kulon sekitar 7 KM ke arah utara dari jalan raya Pantura kota Brebes. Obyek wisata ini sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes yang dibangun sekitar tahun 2001, dan untuk saat ini keberadaannya dikelola oleh Kantor Pariwisata Kabupaten Brebes. Di sepanjang jalan menuju pantai Randusanga akan banyak ditemui perkebunan bawang merah yang terhampar luas, sedangkan mendekati lokasi pantai, akan banyak di temui tambak- tambak yang umumnya digunakan untuk budidaya bandeng dan rumput laut.
Di lokasi pantainya sendiri akan dijumpai panorarama pantai yang masih alami disertai fasilitas mainan anak, mandi laut, panggung gembira, arena balap motor (grass track), camping ground, kafe dan rumah makan khas ikan laut bakar serta kios-kios yang menjual oleh-oleh khas Brebes berupa telur asin dan bawang merah. Menjelang senja hari, para pengunjung dapat menikmati indahnya panorama terbenamnya matahari di cakrawala pantai.
Obyek wisata Pantai Randusanga Indah memiliki panjang sekitar 2 Km dengan luas lahan sekitar 30 Ha, namun yang baru dikembangkan sekitar 10 Ha, berbagai atraksi wisata yang ada di obyek wisata ini yaitu atraksi wisata anak yang dilengkapi dengan panggung gembira anak-anak, kolam becak air dan waterboom, arena wisata remaja dan dewasa yang dilengkapi dengan bangunan pendopo, penggung hiburan terbuka dan kafe, arena wisata bahari berupa pemandangan laut yang dilengkapi dengan anjungan dan gazebo. Selain atraksi wisata, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas wisata untuk mendukung atraksi tersebut diantaranya yaitu mushola, toilet, fasilitas perdagangan, kantor pengelola dan lain sebagainya. Obyek wisata ini bisa menjadi trip alternatif untuk wisata sepeda atau jalan-jalan karena mempunyai garis pantai cukup panjang, dengan pasir pantainya yang tanpa batu dan udara laut yang segar sehingga menjadikan wilayah ini ideal untuk jalan-jalan.
                        
2.     Waduk Malahayu
Waduk Malahayu terletak di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes,Jawa Tengah; ± 6 km dari Banjarharjo atau 17 km dari Tanjung. Luas kawasan ini sekitar 944 hektare dan dibangun pada tahun 1930 oleh Kolonial Belanda.
Fungsi waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba juga sebagai pengontrol banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi. Di obyek wisata ini dapat ditemukan panorama alam pegunungan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.
Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas.
Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya.
Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.
Mujair goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.
Terkadang diadakan lomba balap perahu, lomba mancing, dan sebagainya. Penduduk setempat juga menggunakan perahu compreng untuk rekreasi mengelilingi waduk.
3.     Kaligua
Perkebunan teh Kaligua merupakan kawasan wisata agro dataran tinggi yang terletak Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tepatnya di wilayah Brebes bagian Selatan. Wisata agro Kaligua dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah dan merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan dengan daya dukung potensi alam yang indah. Hasil pengolahan perkebunan teh Kaligua adalah berupa produk hilir teh hitam (black tea) dengan merk “Kaligua” dalam kemasan teh celup dan serbuk. Jadi wisatawan yang berkunjung dapat langsung menikmati hangatnya teh hitam (black tea) Kaligua atau dapat membeli sebagai oleh-oleh.

Aksesibilitas

Lokasi wisata agro Kaligua terletak sekitar 10 kilometer dari arah kota Kecamatan Paguyangan, atau sekitar 15 kilometer dari Bumiayu. Jalur transportasi dapat ditempuh melalui jalur utara via Brebes atau Tegal-Bumiayu-Kaligua, Cirebon-Bumiayu-Kaligua, dan jalur selatan via Purwokerto-Paguyangan-Kaligua. Jalur tersebut dilewati jalan utama Tegal-Purwokerto, tepat masuk lewat pertigaan Kaligua, Kretek. Perjalanan mulai berkelok-kelok, dan naik-turun.

Geografis

Perkebunan teh Kaligua berada pada ketinggian 1200 - 2050 m dpl. Kondisi udara sangat dingin, berkisar 8° - 22° C pada musim penghujan dan mencapai 4° -12° C pada musim kemarau. Jadi tidak heran kalau wilayah perkebunan teh ini hampir selalu diselimuti kabut tebal. Perkebunan teh tersebut terletak di lereng barat Gunung Slamet (3432 m dpl)yang merupakan gunung tertinggi kedua di pulau jawa setelah Gunung Semeru. Dari salah satu tempat di perkebunan teh Kaligua kita dapat menikmati keindahan puncak gunung Slamet dari dekat, yaitu puncak Sakub. Nah jika ke Kaligua maka sempatkanlah untuk menikmati keindahan panorama indah, sekaligus kita dapat melihat keindahan gunung Ciremai, Tegal, dan Cilacap.
Sejarah
Perkebunan teh Kaligua merupakan warisan pemerintah kolonial Belanda. Pabrik dibangun pada tahun 1889 untuk memproses langsung hasil perkebunan menjadi teh hitam. Kebun ini dikelola oleh warga Belanda bernama Van De Jong dengan nama perusahaan Belanda John Fan & Pletnu yang mewakili NV Culture Onderneming. Sebagai penghargaan makam Van De Jong masih terawat sampai saat ini di lokasi kebun Kaligua.
Konon pada saat pembanguan pabrik, para pekerja membawa ketel uap dari Paguyangan menuju Kaligua ditempuh dalam waktu 20 hari. Peralatan tersebut dibawa dengan rombongan pekerja yang berjalan kaki naik sepanjang 17 km. Selama proses pengangkutan tersebut, para pekerja pada saat istirahat dihibur oleh kesenian ronggeng Banyumas. Sampai sekarang setiap memperingati HUT pabrik Kaligua setiap tanggal 1 Juni selalu ditampilkan kesenian tradisional tersebut.




Fasilitas :
Kawasan wisata agro Kaligua memberikan banyak pilihan untuk wisata. Sebab, terdapat beberapa situs wisata menarik yang berada di seputaran Kaligua. misalnya Gua Jepang, Tuk Benih, Gua Angin, Makam Pendiri kebun Van De Jong. Beberapa vila milik perkebunan bisa dimanfaatkan oleh pengunjung yang ingin bermalam. Kawasan perkebunan teh Kaligua, selain menarik untuk sarana wisata keluarga, juga sangat cocok untuk refreshing bagi orang kota yang setiap hari disibukkan oleh rutinitas kerja. Untuk melayani wisatawan, pihak perkebunan menyediakan fasilitas homestay (penginapan) yang cukup baik.
Fasilitas ; penginapan, wisma Flamboyan (6 kamar),Wisma Dahlia (3 kamar), Wisma Kenanga (2 kamar),Wisma Anggrek (2 kamar), Gedung Pertemuan, Areal Camping,Areal outbond, Gazebo, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tenis, Lapangan Volley, Tennis Meja & Billyard, Tea & Coffee corner (kafe), Hiburan Musik Orgen Tunggal, Jasa Layanan Teh & Catering, Pusat Layanan Kesehatan, Sarana Ibadah
Penunjang
Tak jauh dari lokasi tersebut, di sekitar Pandansari, terdapat sebuah tempat wisata yang tergolong langka. Yakni, sebuah telaga yang dihuni jutaan ikan lele jinak (Telaga Ranjeng). Lokasi telaga itu berada di tengah hutan lindung dan masih berada dalam pengawasan Cagar Alam Nasional.
Paket Wisata :
1. Wisata Edukasi/ilmiah ; perkebunan teh, budiadaya, persiapan benih, pemeliharaan, panen, pengolahan pabrik, produk siap seduh. Umumnya para pelajar dan mahasiswa sering berkunjung ke Pabrik untuk melihat langsung budidaya teh dan proses pengolahan teh.
2. Wisata Rekreasi Keluarga (Family gathering) dilengkapi taman bermain anak, kolam renang air hangat untuk anak-anak. Umumnya pada hari libur nasional dan hari minggu banyak yang berkunjung ke kebun teh dan danau renjeng.
3. Wisata historis/budaya.
4. Wisata Petualangan ; permainan & outbond dapat juga sebagai pos awal pendakian menuju gunung Slamet. Setiap musim liburan sekolah banyak para siswa yang mengadakan kegiatan kemah, sekaligus outbound. Disamping itu karyawan perusahaan swasta di wilayah Brebes, Tegal, Cirebon, dan Purwokerto juga mengadakan corporate gathering. Perusahaan swasta besar dari Jakarta juga pernah mengadakan pertemuan di kebun Kaligua
5. Wisata bisnis ; MICE (Meeting, conference, incentif, exhibition)
6. Wisata kebun (stroberi, kubis, kentang, tanaman hias)
7. Wisata olahraga (tennis, sepak bola, bola voli, billyard)




4.     Waduk Penjalin
Waduk Penjalin memiliki luas 1,25 km2 dan isi 9,5 juta m3, terletak di tengah-tengah Desa Winduaji , 2,4 km arah selatan ibu kota Kecamatan Paguyangan . Dari ibu kota kecamatan ke arah selatan jurusan Purwokerto , kemudian sampai Desa Winduaji belok kanan ke lokasi waduk. Dari kota Paguyangan jaraknya 6 km, dari kota Bumiayu 12 km. Sedangkan dari Purwokerto 30 km. Waduk Penjalin terletak perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes.

Waduk ini dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda bersamaan dengan Waduk Malahayu. Air waduk ini dipersiapkan untuk menyuplai irigasi Sungai Pemali bawah dan areal persawahan. Penjalin dalam Bahasa Jawa berati rotan.
Di bagian muka waduk ini terdapat tanggul dengan ketinggian 16 m, lebar 4 m, dan panjang 850 m. Keliling waduk dikitari pedukuhan Mungguhan, Keser Kulon, Kali Garung, Kedung Agung, Soka, Karangsempu, Pecikalan, dan Karangnangka. Sedangkan di sebelah timur yang merupakan tanggul dan pintu gerbang waduk adalah dukuh Keser Tengah.
Warga sekitar memanfaatkan kekayaan alam sekitar waduk sebagai tempat mencari nafkah, antara lain mencari ikan, memelihara keramba apung, dan pada saat Lebaran warga menyewakan perahu untuk rekreasi air keliling waduk. Sekarang, waduk itu banyak dimanfaatkan warga kota untuk berlibur dan bersantai seperti pengunjung dari Purwokerto, Cilacap, dan Purbalingga.
Pada setiap Idul Fitri diselenggarakan Pekan Wisata Idul Fitri dengan acara lomba menangkap itik, pentas dangdut dan permainan ketangkasan anak.






      



5.     Curug Puteri
Curug Puteri. Satu lagi potensi objek wisata alam di daerah Brebes bagian Selatan adalah Curug Puteri yang berada di kecamatan Sirampog, yang berbatasan dengan kecamatan Paguyangan. Curug Puteri sangat potensial untuk dijadikan objek wisata, karena sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Pesona alam di sekitar Curug Putri yang indah dan natural sangat cocok untuk melepas kepenatan setelah sibuk dengan urusan sehari hari.
Sayangnya potensi ini belum dilirik oleh pemerintah daerah kabupaten Brebes. Sehingga keadaan Curug Putri masih apa adanya dan alami sekali. Perlahan tapi pasti, kini mulai dilirik oleh investor yang ada, dan keberadaannya pun sekarang sudah dipoles menjadi sedemikian rupa, sehingga suatu saat nanti kalau sudah siap, Curug Putri akan menjadi wahana objek wisata alam unggulan di Sirampog. Terbukti sekarang sudah mulai dibangun kolam renang di sekitar curug tersebut, mungkin saja nanti masih banyak yang lain lagi yang akan dibangun untuk menghiasi Curug Putri.
Selain Curug Putri di Sirampog pun mempunyai lokasi-lokasi lain yang cocok dikembangkan menjadi objek wisata alam. Obyek wisata itu antara lain: Curug Awu, Sumur Penganten, Tuk Suci, Mata Air Kaligiri, dan Sumber Air Panas. Sumber Air Panas di kawasan hutan Pinus yang seandainya saja dilirik oleh pemerintah untuk dikelola, kemungkinan bisa menjadi objek wisata yang sama bagusnya dengan objek wisata air panas Guci di Kabupaten Tegal. Kita doakan, mudah-mudahan Curug Putri dan obyek lainnya bisa menjadi kawasan yang menarik wisatawan dari luar daerah, sehingga akan membawa manfaat bagi penduduk sekitar dan Brebes itu sendiri.
 
            


6.     Pemandian air panas Tirta Husada
Kedungoleng adalah desa di kecamatan Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kedungoleng secara Geografis terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kedungoleng Bagian Barat dan Kedungoleng Bagian Timur dimana pembatasnya adalah sebuah hutan pinus yang kini (13 Januari 2010)sedang mengalami peremajaan. Pusat Pemerintahan desa terletak di Kedungoleng bagian Barat dengan sebutan Cipanas. Desa Kedungoleng Terdiri dari beberapa Padukuhan antara lain Padukuhan Karangasem (Berbatasan langsung dengan Desa Kedungbanteng), Padukuhan Karanganyar, Padukuhan Karangbenda, Padukuhan Ciwaringin, Cibeler, Cipanas, Cigobang, Cilancing. Desa ini mempunyai tempat wisata Pemandian Air Panas dengan nama Tirta Husada.



7.     Telaga Ranjeng
Telaga Ranjeng, atau biasa juga diucapkan telaga renjeng berlokasi di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Telaga Ranjeng merupakan objek wisata air potensial di kabupaten Brebes.
Telaga Ranjeng yang dibangun tahun 1924, berada di bawah kaki Gunung Slamet dan merupakan bagian dari kawasan cagar alam milik Perhutani Pekalongan Timur. Cagar alam tersebut memiliki luas empat puluh delapan setengah hektar terdiri dari hutan damar dan pinus yang mengelilingi telaga, yang sebelumnya merupakan tempat mandi para tokoh kerajaan di Jawa.
Daya tarik dari Telaga Ranjeng adalah udara pegunungan yang sejuk, hutan lindung, cagar alam, serta terdapat beribu-ribu ikan lele yang jinak dan dianggap keramat, yang dianggap sebagai penghuni telaga.
Konon ikan lele penunggu Telaga Ranjeng yang memiliki kedalaman tiga meter, hanya bisa diajak bermain -main dan tidak diperkenankan untuk diambil meski hanya satu ekor.
Penunggu telaga menceritakan pernah ada seorang wisatawan yang mencoba mengambilnya namun sampai di rumah orang tersebut kemudian sakit-sakitan baru sembuh setelah mengembalikan ikan lele ke Telaga Ranjeng.
Benar atau tidaknya cerita tersebut, yang jelas Telaga Ranjeng merupakan aset wisata yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga dibutuhkan peran serta masyarakat sekitar dan pemerintah untuk mengembangkan tempat tersebut.



 


8.     Ciblon Waterboom
Ciblon Waterboom Brebes adalah sebuah tempat wisata wahana air yang terletak di dalam kota Brebes, dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektar di Jl. Yos Sudarso.
Sarana yang dimiliki Ciblon Waterboom berupa permainan ember tumpah dengan kedalaman kolam setengah meter. Selain itu, ada lintasan kolam biasa dengan kedalaman antara 1,5 hingga 1,8 meter juga ada Slider (slorotan) yang memiliki ketinggian hingga 12 meter dan kedalaman kolam sampai 50 hingga 60 meter. Dilengkapi juga dengan fasilitas sauna, fitnes, senam aerobik, cafe. Selain itu terdapat gazebo untuk para pengunjung, kamar ganti dan lahan parkir yang cukup luas.


9.     SPOOR TEBOE
SPOOR TEBOE berasal dari kata “SPOOR” yang berarti kereta api loko (bahasa belanda) dan “TEBOE” yang berarti tebu salah satu bahan baku pembuatan gula (ejaan lama). Kenapa dinamakan SPOOR TEBOE karena Kereta wisata ini berasal dari Loko dan lori dimana loko dan lori ini digunakan sebagai alat transportasi mengangkut tebu dari kebun menuju ke Pabrik Gula.
Salah satu wahana yang ada di Agrowisata Taman Hijau Mbesaran adalah menikmati perjalanan Kereta wisata SPOOR TEBOE mengelilingi area Taman Hijau Mbesaran. Kereta wisata Loko dan Lori baru di launcing dan diresmikan pada tanggal 20 Desember 2009 oleh Administratur saat itu yakni Bpk Iwan Hernawan, Bsc, SE, MSi bertempat di lapangan Pabrik Gula Jatibarang yakni di area emplasemen sebelah Timur Pabrik tepatnya di Timbangan Tebu.

Route kereta wisata saat itu yaitu merjalanan dari emplasemen menuju kedalam Pabrik Gula tepatnya di stasiun Gilingan / Krapyak dan kembali lagi ke emplasemen. Pengunjung juga dapat melihat dalam pabrik serta berfoto bersama dan juga mengetahui beberapa alat-alat penginggalan yang masih digunakan dalam proses giling.
Dalam perjalannya karena pada saat giling tiba maka jalur emplasemen yang dilalui Kereta wisata tidak bisa digunakan karena jalur tersebut digunakan untuk jalur lori tebu maka manajemen memindahkan wisata SPOOR TEBOE ke area Taman Hijau Mbesaran sehingga pada saat giling kegiatan wisata masih bisa berlangsung. Selain mengelilingi Taman Hijau Mbesaran pengunjung juga dapat melihat-lihat Rumah Mbesaran, berfoto bersama serta juga dapat melihat/masuk kedalam pabrik baik dalam kondisi giling maupun tidak giling.

Loko yang digunakan bukan Loko Uap melainkan Loko Diesel, hal ini dilakukan karena Loko Uap membutuhkan bahan baku kayu dan harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Tempat duduk pengunjung juga menggunakan lori-lori tebu yang didesain untuk kenyamanan pengunjung. Tidak lupa disediakan Stasiun Mbesaran dan tempat tunggu untuk para pengunjung yang akan menikmati perjalanan kereta wisata.
Ada juga tempat bermain anak ( Kid Fun ), Kolam renang anak, Waterboom, Taman Hijau yang bisa digunakan untuk berkumpul bersama keluarga, dan juga Homestay bagi yang ingin menikmati beberapa hari di mbesaran ini.

    




10.                        Kebun Durian Antap Sari
Perkebunan Durian Antap Sari.
Contact Person :
Much. Subhanudin, SP (081-215-895-21)
Alamat :
Desa Rajaweta, Kecamatan Tonjong, Brebes Jawa Tengah
web : www.antapsari.com - email : antapsari@gmail.com




   

Rabu, 13 November 2013



ASAL MUASAL NAMA BREBES

Ada beberapa pendapat mengenai asal muasal nama Brebes. Yang pertama, mencoba menghubungkannya dengan keadaan alamiah daerah Brebes yang pada awal mulanya konon mempunyai banyak air dan sering tergenang air, bahkan ada kemungkinan masih berupa rawa-rawa. Mengingat banyaknya air yang merembes, kemudian muncullah nama Berbes, yang selanjutnya mengalami perubahan (verbastering) menjadi Brebes.
Pendapat kedua, mencoba menalikannya dengan perihal masuknya agama Islam pada awal mulanya ke Brebes, yang sekalipun dihalang-halangi namun masih bisa merembes, yang dalam bahasa daerah disebut “berbes”. Olah karena itu kemudian muncullah nama Berbes yang selanjutnya berubah menjadi Brebes.
Pendapat ketiga, mencoba menerangkan asal muasal nama Brebes dari kata-kata “bara” dan “basah”. Bara berarti hamparan tanah datar yang luas, sedangkan basah berarti banyak mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang merupakan dataran luas juga mengandung banyak air. Karena kata “bara” diucapkan “bere” dan “basah” diucapkan “besah”, akhirnya lahirlah bere besah”, yang kemudian untuk mudahnya berubah menjadi Brebes.
Ada pula cerita yang berkaitan dengan kata yang akhirnya menjadi Brebes. Diantara Salem – Bantarkawung terdapat gunung bernama Baribis. Dari gunung tersebut mengalir sungai Baribis melalui dataran bagian utara yang bergabung dengan aliran sungai-sungai lain yang merupakan sungai besardi pantai utara Jawa. Sungai Baribis ini jaman dulu dianggap sebagai sungai bertuah/angker, dan juga banyak buayanya. Orang-orang tua pada saat itu banyak melarang anak cucunya untuk datang, menyebrangi, mandi, dan sebagainya di sungai tersebut. Terlebih pada masa perang, orang tua selalu memperingatkan larangan melangkah/menyebrangi sungai tersebut.
Untuk menyakinkan hal ini, maka muncullah sebuah legenda tentang peperangan antara Arya Bangah dengan Ciyung Wanara, di mana akibat menyebrangi sungai tersebut Arya Bangah mengalami kekalahan. dari kepercayaan akan hal itu maka sungai Baribis dijadikan peringatan (Pepenget/pepeling/pepali/larangan) agar janngan sampai pada saat berperang, orang melangkah/menyebrangi sungai tersebut. Karena sungai Baribis menjadi larangan dari kaum tua, maka sungai Baribis dikenal sebagai larangan, sungai Pepali atau sungai Pemali, yang berarti “Pepalang” atau “Larangan”. Jadi menurut legenda di daerah Brebes selatan, sungai Pemali itu semula bernama sungai Baribis yang berhulu di gunung Baribis. Mungkin itu sebabnya daerah yang dialiri sungai itu disebut Baribis, yaitu daerah aliran sungai Baribis. Selanjutnya kata Baribis ini menjadi Brebes.
Kalau kita perhatikan dengan seksama, nama-nama tempat di pulau Jawa ternyata merupakan cermin dari keadaan alam sekitar masyarakat yang mendiami tempat-temmpat itu dengan cara berpikir mereka. Nama-nama tempat itu bisa kita bedakan dalam dua golongan besar, Pertama, secara spontan lahir dari masyarakat di tempat-tempat itu sendiri. Yang kedua, dengan sengaja diberikan atau diperintahkan oleh seorang penguasa, misalnya nama Surakarta Adiningrat, yang semula dipergunakan oleh Paku Buwono II pada tahun 1745 untuk menyebut nama keratonnya yang baru di daerah Sala.
Golongan yang pertama tersebut bisa kita bedakan lagi dalam beberapa jenis, yaitu nama-nama tempat yang antara lain berasal dari nama-nama ; (1) tanaman, (2) binatang, (3) tambang, (4) orang, serta nama (5) yang mengingatkan kita pada suatu keistiewaan topografis. Adapun nama daerah Brebes termasuk dalam kategori yang kelima. Dalam bahasa Jawa, perkataan “brebes” atau “mbrebes” berarti tansah menu banyune (selalu keluar airnya). Dan nama ini lahir mengingat pada awal sejarahnya, keadaan lahan di kawasan kota Brebes sekarang ini selalu keluar air.
Dari sumber yang dapat ditemukan, pada tahun 1640-1641, nama Brebes sudah mulai tercantum dalam penulisan/laporan atau daftar harian yang dibuat oleh VOC. Lama kelamaan makin banyak uraiannya meskipun hanya dalam hal sebagai tujuan atau persinggahan pengiriman barang-barang penting dan bahan pokok semisal bahan pakaian, bahan makanan, persenjataan, dan sebagainya. Nama Brebes itu sendiri pernah ditulis sebagai “Barbas”, “Barbos”, ATAU “Brebes”.
Apapun dan bagaimanapun asal muasal maupun makna nama Brebes itu, kiranya bukan masalah bagi penduduk Brebes masa kini. Yang penting adalah kita bisa mengambil hikmah didalamnya. Suatu kenyataan bahwa wilayah Kabupaten Brebes dianalisa dari segi lahan/tanah, curah hujan, serta iklimnya, itu semua memiliki prospek atau masa depan yang cerah yang segala faktor penghambatnya, Insya Allah akan dapat diatasi oleh generasi penerusnya.


SELAYANG PANDANG KABUPATEN BREBES TAHUN 2004

LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 Daerah Otonomi di Propinsi Jawa Tengah. Terletak di pantai utara Laut Jawa sebelah barat, dengan posisi memanjang ke selatan. Dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : LAUT JAWA
- Sebelah Timur : KABUPATEN TEGAL DAN KOTA TEGAL.
- Sebelah Selatan : KABUPATEN BANYUMAS DAN KABUPATEN CILACAP.
- Sebelah Barat : PROPINSI JAWA BARAT

Kabupaten Brebes terletak di bagian utara paling barat dari Propinsi Jawa Tengah, dan terletak antara :
- Lintang Selatan : 60 441 56,511 - 70 201 51,4811
- Bujur Timur : 1080 411 37,711 - 1090 111 37,711
Dengan ketinggian dari pemukaan air laut sekitar 3 m (Ibukota Kabupaten Brebes). Jarak terjauh : Utara – Selatan sekitar 58 km, dan Barat – Timur sekitar 50 km.


KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
Jumlah penduduk Kabupaten Brebes berdasarkan registrasi penduduk tahun 2004 tercatat 1.722.306 jiwa, yang terdiri dari 859.887 jiwa penduduk laki-laki, dan 862.419 jiwa penduduk peremmpuan, sehingga sex ratio di Kabupate Brebes adalah 99,71% (artinya jika jumlah penduduk laki-laki ada 10.000 orang maka jumlah penduduk perempuan ada 9.971 orang).
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Brebes terus bertambah, jika dibandingkan dengan tahun 2003 penduduk Kabupaten Brebes bertambah sebanyak 5.203 jiwa atau 0.30%, jika dibandingkan dengan 5 (lima) tahun yang lalu atau SP 2000 maka penduduk Kabupaten Brebes telah bertambah 23.671 jiwa atau pertumbuhan rata-rata pertahun dalam periode itu adalah 0,35%, sehingga walaupun jumlah penduduk dari tahun ke tahun terus bertambah namun pertumbuhannya mempunyai kecenderungan menurun. Penurunan ini menandakan bahwa program keluarga berencana di Kabupaten Brebes mendapat tanggapan positif dari masyarakat, kemungkinan lain karena Kabupaten Brebes bukan merupkan daerah tujuan bagi penduduk daerah lainnya dalam mencari pekerjaan atau sekolah.
Kemudian menurut persebaran penduduk, sebagian besar mereka tinggal di pedesaan, masalah yang sering terjadi adalah arus urbanisasi ke daerah perkotaan untuk mendapatkan mata pencaharian di daerah perkotaan, sehingga laju pertumbuhan penduduk di perkotaan lebih cepat disbanding dengan daerah pedesaan dan menyebabkan distribusi/sebaran penduduk dalam Kabupaten Brebes tidak merata. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling kecil adalah Kecamatan Salem, disusul Kecamatan Kersana, sedangkan Kecamatan yang terbanyak jumlah penduduk adalah Kecamatan Bulakamba, disusul Kecamatan Brebes.
Bila dilihat dari luas wilayahnya, kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Brebes sebesar 1.038 jiwa per km2, dari 17 Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Jatibarang sebesar 2.385 jiwa per km2, sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Salem sebesar 362 jiwa per km2.

PEMERINTAH DAERAH
Roda pemerintahan daerah Kabupaten Brebes diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 22 tahun 1999). Pemerintah Kabupaten Brebes dipimpin oleh Bupati dan wakil bupati dengan dibantu oleh sekretaris daerah dan perangkat pemerintah Kabupaten Brebes yang ada.
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Brebes yang selanjutnya dapat disebut sebagai Badan Legislatif Daerah yang terdiri dari 5 fraksi hasil Pemilihan Umum tahun 2004. kelima fraksi tersebut adalah Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-DIP), Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-PKB), Fraksi Partai Golkar (F-PG), Fraksi Partai Persatuan Pembangunan F-PPP) dan Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN).

WILAYAH ADMINISTRASI
Kabupaten Brebes terbagi menjadi 17 Kecamatan yang terdiri dari 292 desa dan 5 kelurahan, yang semuanya merupakan desa/kelurahan swasembada, kemudian terbagi menjadi wilayah lebih kecil lagi yang terdiri dari 1.112 dusun, 1.615 RW/ lingkungan dan 8.002 Rukun tetangga (RT).
Adapun perincian desa/kelurahan per Kecamatan adalah sebagai berikut :

JUMLAH
DESA DUKUH RT RW
1 Salem 21 82 254 60
2 Bantarkawung 18 114 393 93
3 Bumiayu 15 116 538 89
4 Paguyangan 12 151 495 73
5 Sirampog 13 137 262 63
6 Tonjong 14 82 301 83
7 Larangan 11 49 627 80
8 Ketanggungan 21 66 562 107
9 Banjarharjo 25 59 570 127
10 Losari 22 47 561 99
11 Tanjung 18 30 338 79
12 Kersana 13 13 384 77
13 Bulakamba 19 16 729 150
14 Wanasari 20 38 683 154
15 Songgom 10 27 243 58
16 Jatibarang 22 37 385 91
17 Brebes 23 48 677 132
JUMLAH 297 1.112 8.002 1.615
Sumber : Brebes dalam Angka tahun 2004


PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan, salah satu tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena pembangunan tidak dapat mengandalkan hanya pada sumber daya alam saja, maka usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan, untuk mencapai tujuan ini salah satu cara yang harus ditempuh adalah lewat jalur pendidikan. Sebagai latar belakang pendidikan di Kabupaten Brebes terlihat pada tabel berikut :


TAMAT PENDIDIKAN
SD SLTP SLTA AKADEMI
1 Salem 9.228 22.637 3.937 2.487 650
2 Bantarkawung 23.111 44.445 5.388 3.277 906
3 Bumiayu 23.732 30.598 8.503 6.704 1.565
4 Paguyangan 26.937 28.876 8.825 4.872 814
5 Sirampog 15.258 15.386 6.065 3.199 668
6 Tonjong 16.119 19.321 8.380 4.182 931
7 Larangan 45.980 45.057 11.030 4.647 921
8 Ketanggungan 28.393 45.157 9.112 5.829 1.246
9 Banjarharjo 20.182 43.219 11.459 4.184 940
10 Losari 33.389 39.706 10.950 6.827 1.121
11 Tanjung 21.058 24.883 7.538 4.264 827
12 Kersana 21.058 16.990 5.042 2.714 591
13 Bulakamba 21.355 62.124 16.696 13.343 1.239
14 Wanasari 30.911 39.821 11.258 8.372 1.442
15 Songgom 40.266 18.887 6.437 5.105 1.033
16 Jatibarang 25.460 26.769 9.795 5.806 1.120
17 Brebes 16.825 41.096 17.937 20.073 6.091
JUMLAH 426.520 564.972 169.352 105.835 22.105

NAMA-NAMA BUPATI BREBES
Selama 326 tahun dari tahun 1678 sampai dengan tahun 2003, Kabupaten Brebes telah mempunyai Bupati sebagai berikut :
1. Tumenggung Arya Suralaya (1678-1683) 5 tahun
2. Tumenggung Puspanegara I
3. Tumenggung Puspaningrat
(Puspanegara II)(1683-1809) 126 tahun
4. Kemungkinan Puspanegara III
5. Kanjeng Adipati Ariya Panatayuda I
(Sura) (Dalem Sura) (1809-1836) 27 tahun
6. Kanjeng Adipati Ariya Panatayuda II
(Karta) (Dalem Kulampok) (1836-1850) 14 tahun
7. Kanjeng Adipati Ariya Singasari
Panatayuda III (surya) (dalem Karanganyar) (1850-1878) 28 tahun
8. Raden Tumenggung Cakraatmajaya
Pada tahun 1878 berganti nama
Menjadi Cakradiningrat (1876-1880) 4 tahun

9. Raden Mas Adipati Ariya
Candranegara I (1880-1885) 5 tahun
10. Raden Mas Tumenggung
Sumitra kemudian berganti nama
Raden Mas Adipati Ariya
Candranegara (II) (1885-1907) 22 tahun
11. Raden Mas Martana (1909-1929) 11 tahun
12. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ariya
Purnama Hadiningrat (1920-1929) 9 tahun
13. Raden Sajirun (Hanya ± 8 bulan) (1929- )
14. Raden Adipati Ariya Sutirta Pringgahadirta (1931-1942) 11 tahun
15. Raden Sunarya (1942-1945) 3 tahun
16. Sarimin Reksadihardja (1946-1947) 1 tahun
17. Kyai Haji Syatori (1946-1947) 1 tahun
18. Raden Awal (1947-1949) 2 tahun
(Pada masa pemerintahan recomba/belanda)
Dalam kurun waktu ini di pedalaman (tepatnya di desa Ciputih/Bentarsari, Kecamatan Salem ada pemerintahan Kabupaten.
Brebes Bupatinya :
19. Agus Miftah (1947-1948) 1 Tahun
Kemudian Pemerintahan Kabupaten Brebes mengungsi lebih kedalam lagi, yaitu di Wanasaba, sampai pada pengakuan kedaulatan RI oleh kerajaan belanda, bupatinya :
20. Raden Sumarna
Bupati Raden Sumarna ini menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan kabupaten Brebes dari Raden Awal. Berarti telah memegang jabatan Bupati Brebes (1948-1950) 2 Tahun.
21. Mas Slamet (1950-1958) 6 Tahun
22. Raden Mardjaban (1956-1966) 10 tahun
23. Raden Sartono Gondosoewandito, S.H (1967-1979) 12 Tahun
24. H. Syafrul Supardi (1979-1989) 10 Tahun
25. H. Hardono (1989-1994) 5 Tahun
26. H. Syamsuddin Sagiman (1994-1999) 5 Tahun
27. H. M. Tadjudin Nuraly (1999-2001)
28. Indra Kusuma (2002-sekarang)

Nama   : Miftahul Faizin
Prodi   : PSIK-B
NIM    : 010113a073